Friday, March 13, 2015

Tugas III Konsepsi IBD dalam Kesusastraan



A.   Pendekatan Kesusastraan
Konsepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pendapat (paham). Maksud dari konsepsi ilmu budaya dasar dalam kesusastraan adalah pemahaman ilmu budaya dasar melalui pendekatan kesusastraan. IBD pada awal mulanya bernama basic humanities berasal dari bahasa inggris yaitu the humanities. Istilah ini diambil dari bahasa latin yaitu humanus yang artinya manusiawi, berbudaya, dan halus. Orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus jika mempelajari the humanities. Nilai-nilai manusia sebagai sebagai makhluk yang berkebudayaan (homo homanus) berkaitan dengan the humanities. The humanities mencakup ilmu filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, dan sebagainya.
Seni memegang peranan penting dalam pembelajaran ilmu budaya dasar karena ilmu tersebut mudah dikomunikasikan melalui seni. Seni merupakan ekspresi dari nilai-nilai kemanusiaan. Seni lebih mudah berkomunikasi karena seni merupakan ekspresi dan seni bersifat tidak normatif atau tidak berpegang teguh pada norma. Peran seniman sebagai pencipta karya seni penting dalam proses penyampaian nilai-nilai kemanusiaan. Seniman berperan sebagai media penyampaian nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaan seniman menyebabkan seniman tersebut mampu menangkap hal yang lepas dari pengamatan orang lain. Salah satu hasil dari karya seni adalah sastra.
Sastra merupakan karya yang bersifat imajinatif. Sastra merupakan bagian dari sebuah keindahan dalam suatu seni. Sastra memegang peranan penting hampir di setiap zaman karena sastra mempergunakan bahasa. Bahasa itu sendiri memiliki kemampuan untuk menampung pernyataan kegiatan manusia yang diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.   
Dalam ilmu budaya dasar, sastra tidak diajarkan sebagai disiplin ilmu tetapi digunakan sebagai alat pembahasan untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan sehingga mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra dan sebagainya. Sastra dapat mebantu seseorang untuk menjadi homo homanus yang lebih baik.

B.   Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa
Prosa merupakan tulisan yang menjelaskan atau mendeskripsikan suatu fakta atau ide seseorang secara jelas. Istilah prosa memiliki banyak padanan yakni narrative fiction, prose fiction, atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah prosa didefinisikan sebagai bentuk cerita yang memiliki tokoh, watak, alur cerita yang dihasilkan oleh imajinasi. Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru. Yang termasuk ke dalam jenis prosa lama adalah dongeng, hikayat, epos, sejarah, dan cerita pelipur lara. Sedangkan yang termasuk jenis prosa baru adalah cerita pendek, novel, biografi, otobiografi,  dan kisah. Ilmu budaya dasar dapat dihubungkan melalui prosa karena budaya-budaya yang ada pada masyarakat dapat dikomunikasikan melalui cerita.

C.   Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
Prosa yang merupakan seni dalam bentuk cerita tentu saja membawa pesan, moral, atau cerita menarik. Banyak nilai cerita yang terkandung dalam prosa yang dapat diperoleh oleh pembacanya. Maksud dari nilai di sini adalah persepsi dan pengertian yang diperoleh pembaca lewat sastra (termasuk prosa). Tidak semua pembaca dapat memperoleh nilai dari prosa yang dibaca tersebut. Nilai dalam prosa hanya dapat diperoleh pembaca, apabila prosa yang dibaca menyentuh diririya. Nilai tersebut tidak akan diperoleh secara otomatis dari membaca. Dan hanya pembaca yang berhasil mendapat pengalaman sastra saja yang dapat merebut nilai-nilai dalam sastra. Nilai-nilai yang dapat diperoleh pembaca melalui prosa fiksi antara lain:
1.      Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan dapat diperoleh dari membaca prosa fiksi jika pembaca mendapatkan pengalaman dari prosa fiksi tersebut sebagaimana ia mengalaminya sendiri peristiwa atau yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing yang belum dikunjunginya, atau yang tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh tingkah lakunya atau mungkin memiliki perjalanan hidup yang rumit untuk mencapai suatu kesuksesan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa tempat atau tokoh dalam fiksi itu mirip dengan manusia-manusia atau tempat-tempat yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Fiksi juga memberikan kesenangan yang berupa stimulasi intelektual berupa ide, wawasan, atau pemikiran yang baru, yang aneh, atau yang luar biasa, bahkan juga yang mungkin sangat membahayakan jika diungkapkan bukan melalui sastra.
2.      Prosa fiksi memberikan informasi
Prosa fiksi memberikan informasi yang tidak ada di dalam ensiklopedi. Jika kita memerlukan suatu fakta, maka kita bisa membuka buku. Tetapi jika kita menginginkan wawasan yang berbeda dari apa yang ada di dalam fakta, maka kita harus memilih sastra. Dari sastra mungkin kita akan mendapatkan nilai-nilai dari sesuatu yang mungkin berada di luar perhatian kita. Melalui novel, kita bisa mempelajari sesuatu hal yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan di masa kini, kehidupan di masa lalu, bahkan kehidupan di masa yang akan datang. Kita juga bisa mempelajari kehidupan yang sama sekali asing misalnya Robinson Crusoe (Defoe) atau Perjalanan ke Akhirat (Djamil Suherman).
Prosa fiksi juga memberikan wawasan yang lebih dalam dari sekedar fakta yang sifatnya hanya menggambarkan. Dari prosa fiksi dapat dipahami tentang kelemahan, ketakutan, keterasingan, atau hakekat manusia lebih daripada apa yang disajikan oleh buku-buku psikologi, sosiologi, atau anthropologi.
Prosa fiksi bersifat mendramatisasikan, bukan hanya sekedar menerangkan seperti misalnya buku teks psikologi. Mendramatisasikan, berarti mengubah prinsip-prinsip abstrak menjadi suatu kehidupan atau tindakan
3.      Prosa fiksi memberikan wawasan kebudayaan
Pelajaran sejarah dapat memberikan sebagian warisan kebudayaan kepada mahasiswa. demikian pula dengan pelajaran matematika, seni, dan musik. Para mahasiswa yang mempelajari bahasa dan sastra akan memperoleh kontak dengan impian, harapan, dan aspirasi sebagai akar dari kebudayaan. Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
Novel-novel yang terkenal seperti : Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Layar Terkembang mengungkapkan impian, harapan, aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini.
4.      Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan
Seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalamannya dengan banyak individu melalui prosa fiksi. Prosa fiksi juga lebih banyak memungkinkan untuk memilih respon-respon emosional atau rangkaian tindakan yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan oleh kehidupan sendiri. Rangkaian aksi itu sendiri mungkin tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi di dalam kehidupan nyata.
Kaidah kemungkinan yang tidak mungkin dalam fiksi yang memungkinkan pembaca untuk memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup, dan kehidupan manusia. Dari pengalaman sastra, dalam diri pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin sangat berlainan dari pribadinya. Kesanggupan prosa fiksi untuk menembus pikiran dan emosi seperti itu dapat memberikan dampak yang luar biasa. Beberapa novel kadang-kadang menyajikan suatu wawasan atau pemikiran yang gila

D.   Contoh dari Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Prosa
Prosa dapat dijadikan media untuk menyebarkan nilai-nilai budaya yang ada pada masyarakat. Salah satu contoh prosa yang dapat dijadikan media untuk mengkomunikasikan budaya pada masyarakat adalah cerita dongeng pinokio.

Cerita Pinokio berawal dari sepotong kayu yang diberikan Tuan Cherry kepada pemahat yang hidup sendirian di rumah yang sangat sederhana yang bernama Geppeto. Geppeto tidak memiliki anak sehingga ia merindukan hadirnya seorang anak yang akan menemaninya. Geppeto kemudian mengubah kayu tersebut menjadi sebuah boneka kayu yang menyerupai anak kecil yang diberi nama Pinokio. Ketika Geppeto memegang tangan boneka kayu tersebut tiba-tiba tangan boneka kayu tersebut bergerak. Setelah tangan boneka tersebut bergerak kemudian boneka tersebut berkata “papa” kepada Geppeto. Geppeto sangat senang karena impiannya memiliki anak sudah terkabul. Geppeto memberi nama boneka tersebut dengan nama Pinokio.
Suatu hari Geppeto menjual mantelnya untuk membeli buku sekolah Pinokio karena ia sangat menyayangi pinokio. Sayang buku tersebut malah dijual oleh Pinokio untuk membeli tiket pertunjukan boneka kayu. Pinokio hampir saja dibakar oleh pemilik pertunjukan, namun ketulusan hati Pinokio malah membuatnya diberi sejumlah koin emas. Di perjalanan pulang untuk memberikan koin emas kepada Geppeto, Pinokio malah mengikuti rubah dan kucing jahat yang berjanji akan menggandakan koin emas tersebut. Sayangnya, Pinokio malah tertipu, dirampok, dan nyaris dibakar oleh rubah dan kucing itu. Dalam petualangannya kembali ke rumah, Pinokio banyak menemui kesulitan dan mendapatkan bantuan dari peri. Pinokio juga dikisahkan pernah menjadi keledai dan dimakan oleh ikan hiu. Berbagai masalah dialami Pinokio karena sifatnya yang polos, bodoh, suka berbohong, dan egois. Jika pinokio berbohong maka hidungnya akan menjadi panjang. Namun pengalaman-pengalaman yang dialaminya mengubah Pinokio menjadi pribadi yang peduli terhadap perasaan orang lain dan patuh kepada orang tua. Akhir dari dongeng ini adalah Pinokio bertobat dan dapat bertemu kembali dengan Geppeto dan berubah menjadi anak laki-laki nyata
Cerita tentang pinokio tersebut mengajarkan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat yang salah satunya adalah larangan untuk berkata tidak jujur atau berbohong. Cerita ini termasuk prosa fiksi karena jika membaca cerita ini, pembaca mengenal tokoh-tokoh yang aneh tingkah lakunya.

E. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
Pembahasan puisi pada ilmu budaya dasar tidak diarahkan pada pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasi sastra. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat didalam ilmu budaya dasar.
Puisi termasuk ke dalam sastra. Sastra merupakan bagian dari kesenian, yang merupakan unsur dari kebudayaan. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan tuhan melalui media berbahasa yang artistik yang secara padu dan utuh dipadatkan dengan kata-katanya. Yang termasuk karya sastra puisi diantaranya sajak, syair, pantun, gurindam, dan sebagainya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair pada saat menyusun puisinya menggunakan
1.      Figura bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, dan sebagainya sehingga puisi menjadi segar, hidup,menarik dan memberikan kejelasan gambaran angan-angan penyair.
2.      Kata-kata yang bermakna ganda sehingga banyak penafsirannya.
3.      Kata-kata berjiwa, yaitu kata-kata yang telah diberi suasana tertentu yang berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga puisi yang dibuat terasa hidup dan memukau.
4.      Kata-kata yang konotatif yaitu kata-lata yang telah diberi tambahan nilai rasa. 
5.      Pengulangan yang berfungsi untuk menjelaskan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Ilmu budaya dasar dapat dihubungkan melalui puisi karena puisi karena:
1.      Puisi merupakan perekaman dan penyampaian pengalaman hidup manusia
2.      Puisi dapat mengajak seseorang untuk menjenguk hati/pikiran orang tersebut maupun orang lain
3.      Secara imajinatif, puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial berupa:
-          Penderitaan atas ketidakadilan
-          Perjuangan untuk kekuasaan
-          Konflik dengan sesama manusia
-          Pemberontakan terhadap hukum Tuhan

Pada umumnya puisi sarat akan nilai estetika, etika, dan juga kemanusiaan.

F.    Contoh dari Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Puisi
Puisi dapat dihubungkan dengan ilmu budaya dasar karena puisi merupakan perekaman pengalaman manusia dalam menjalani kehidupan baik berupa kesenangan maupun penderitaan. Salah satu contoh puisi yang merupakan rekaman pengalaman seseorang adalah puisi yang berjudul Padamu Jua karangan Amir Hamzah.


Padamu Jua
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kendi kemerlap
Pelita jendela dimalam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu
Satu kasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Dimana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa darah dibalik tirai
Kasihku sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu bukan giliranku
Mati hari bukan kawanku
Puisi tersebut merupakan penyampaian pengalaman dari penderitaan yang dialami penyair berupa kesedihan karena hati yang hancur yang disebabkan oleh jalinan cinta yang begitu mesra harus berakhir karena seseorang yang dicintainya dijodohkan dengan laki-laki pilihan ayahnya. Puisi tersebut dapat dihubungkan dengan ilmu budaya dasar karena menafsirkan situasi dasar manusia sosial berupa penderitaan.



Referensi
Nugroho, Wahyu dan Achmad Muchji. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas
            Gunadarma
Isnan, Faisal. 2012 “Perbedaan Sastra dengan Nonsastra”. Kompasiana. http://bahasa.kompasiana.com/2012/12/08/pebedaan-sastra-dengan-nonsastra-515203.html
Prosa, Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa diakses 11 maret 2015
Sahoer, Jaslindo. tt. “Ilmu Sosial Budaya Dasar”. https://docs.google.com/document/d/1MMHtbTvOsP1l8siQ-ekLeKlRQawpWrqEbhh1W6Aqz9U/edit?pli=1
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. http://kamusbahasaindonesia.org/
Pinokio, Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Pinokio diakses tanggal 12 maret 2015
Chan, Tito. 2009. Koleksi Lengkap Dongeng Anak Sedunia. Cetakan Pertama. Francisca., Penyunting. Yogyakarta: Pustaka Widyatama



Wednesday, March 11, 2015

Tugas II Manusia dan Kebudayaan


A.   Pengertian Manusia
            Manusia memiliki arti yang sangat beragam karena di tinjau dari ilmu yang berbeda-beda. Dalam ilmu kimia manusia dipandang sebagai kumpulan partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia. Dalam ilmu fisika manusia merupakan kumpulan energi dan sistem fisik yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam ilmu biologi manusia merupakan makhluk hidup yang termasuk golongan mamalia. Dalam ilmu ekonomi manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan. Dalam sosiologi manusia adalah makhluk sosial karena tidak dapat berdiri sendiri dan membutuhkan manusia lain untuk menjalankan kehidupannya. Dalam ilmu politik manusia merupakan makhluk yang selalu ingin memiliki kekuasaan. Dalam ilmu filsafat manusia adalah makhluk yang berkebudayaan, sering disebut Homo Homanus.
            Di dalam Al-Quran terdapat bermacam-macam penyebutan nama manusia. perbedaan penjelasan nama manusia disebabkan oleh berbagai aspek diantaranya :
-          Aspek historis penciptaannya manusia. Aspek ini menyebut manusia sebagai Bani Adam (Q.S. Al-‘Araaf: 31).
-          Aspek kecerdasan menyebut manusia sebagai insan yaitu makhluk terbaik yang diberikan akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan (Q.S. Ar-Rahman: 3-4).
-          Aspek sosiologi yang menyebut manusia sebagai annas yang menunjukkan sifatnya yang berkelompok sesama jenisnya (Q.S. Al-Baqarah: 21).
-          Aspek posisi menyebut manusia sebagai ‘abdun yang berarti hamba. Manusia menunjukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus patuh dan tunduk kepada-Nya

B.   Unsur-unsur yang Membangun Manusia
Manusia terdiri dari empat unsure yang saling terkait diantaranya :
1.      Jasad yaitu badan kasar manusia yang dapat diraba, difoto, dan menempati ruang dan waktu
2.      Hayat yaitu hidup. Manusia memiliki unsur hidup yang ditandai dengan gerak
3.      Ruh yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran
4.      Nafas dalam pengertian diri yaitu : kesadaran tentang diri sendiri

Jika dikaitkan dengan kepribadian, manusia sebagai satu kepribadian memiliki tiga unsur diantaranya :
1.      Id yang merupakan struktur kepribadian yang primitif dan tidak nampak. Id merupakan energi kejiawaan (psikis) yang menunjukkan ciri alami yang bersifat irrasional yang terkait dengan sex yang menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri manusia, tetapi berkaitan dengan struktur kepribadian yang pada menjadi mediator antara insting dengan dunia luar. Id diatur oleh prinsip kesenangan dan terlepas dari realitas dan juga pengaruh sosial. Pencarian kepuasan harus di penuhi baik secara langsung mengalami pengalaman seksual atau secara tidak langsung melalui mimpi atau khayalan. Proses pemenuhan kepuasan yang dilakukan secara tidak langsung disebut sebagai proses primer. Objek yang nyata dari pemenuhan kepuasan kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan dari ketahanan psikoseksual dari perkembangan individual.
2.      Ego yaitu bagian struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id. Ego sering  disebut sebagai kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan Id ke dalam kehidupan sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain
3.      Superego yaitu kesatuan dari standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang memiliki otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.

C.   Hakikat Manusia
1.      Makhluk Ciptaan Tuhan yang Terdiri dari Tubuh dan Jiwa sebagai Satu Kesatuan yang Utuh
Tubuh adalah materi yang dapat diraba, dilihat, dirasa. Tubuh berwujud konkrit tetpi tidak bersifat abadi. Jika manusia itu meninggal dunia maka tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa manusia berbeda dengan tubuh manusia. Jiwa yang terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat dan diraba. Jiwa memiliki wujud abstrak dan bersifat abadi. Jika manusia meninggal dunia maka jiwa manusia tersebut lepas dari tubuhnya dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa yang lepas tersebut tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada pada tubuh manusia yang berfungsi sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

2.      Makhluk Ciptaan Tuhan yang Paling Sempurna
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Kesempurnaan manusia bila dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya terletak pada adab dan budayanya. Hal tersebut karena manusia diberi akal, perasaan, dan kehendak di dalam jiwa oleh penciptanya. Dengan akal, manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan, atau sebaliknya. Dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Perasaan dalam diri manusia itu ada dua macam yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani yang diterima melalui pancaindera. Perasaan ini terdapat pada manusia atau hewan. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia. Contoh dari perasaan  rohani adalah sebagai berikut :
·         Perasaan intelektual yaitu yang terkait dengan pengetahuan. Seseorang dapat merasa senang jika ia dapat mengetahui sesuatu hal dan tidak merasa senang jika tidak berhasil mengetahui sesuati hal
·         Perasaan estetis (keindahan) yaitu perasaan yang terkait dengan keindahan. Seseorang merasa senang jika melihat atau mendengar sesuatu hal yang indah. Seseorang dapat merasa tidak senang jika melihat atau mendengar sesuatu hal yang tidak indah
·         Perasaan etis yaitu perasaan yang terkait dengan kebaikan. Seseoang akan merasa senang jika sesuatu itu baik dan seseorang akan merasa tidak senang jika sesuatu itu kurang baik
·         Perasaan diri yaitu perasaan yang terkait dengan harga diri seseorang karena ada kekebihan pada dirinya dibandingkan dengan yang lain. Seseorang merasa tinggi dan sombong jika memiliki kelebihan pada dirinya dan merasa rendah diri jika ada kekurangan dalam dirinya.
·         Perasaan Sosial yaitu perasaan ikut merasakan kehidupan orang lain. Perasaan ini terkait dengan kelompok atau kehidupan seseorang di masyarakat. Jika seseorang berhasil maka ia akan merasa senang. Jika seseorang gagal atau mendapatkan musibah, ia akan merasa sedih
·         Perasaan Religius yaitu perasaan yang terkait dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa jiwanya tenteram apabila ia patuh dan tunduk kepada Tuhan dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

3.      Makhluk Biokultural yaitu Makhluk Hayati dan Budayawi
Manusia sebagai makhluk hayati dapat dipelajari dari anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologis, dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, dan lain sebagainya

4.      Makhluk Ciptaan Tuhan yang Terikat dengan Lingkungan, Memiliki Kualitas, dan Martabat karena Adanya Kemampuan Bekerja dan Berkarya
Manusia mempunyai tiga taraf kehidupan, yaitu estesis, etis dan religious. Dengan taraf kehidupan estesis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkannya kembali dalam sebuah lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan taraf kehidupan etis manusia dapat meningkatkan kehidupan estesis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk keputusan yang dipertanggung jawabkan. Dengan taraf kehidupan religius, manusia menghayati interaksinya dengan Tuhan
Manusia dipandang sebagai mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya. Soren Kienkegaard seorang filsuf asal Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula dalam konteks kehidupan konkrit

D.   Kepribadian Bangsa Timur
Banyak ragam budaya yang dapat ditemui di dunia. Bermacam-macam budaya dikarenakan perbedaan peradaban di satu daerah dengan daerah yang lain. Selain itu keanekaragaman budaya juga disebabkan karena perbedaan letak geografis daerah. Manusia mendiami wilayah yang berbeda-beda. Ada yang di wilayah Barat, Timur Tengah, dan Timur. Lingkungan yang berbeda membuat kebiasaan, adat istiadat, budaya juga berbeda. Baik budaya barat, timur, maupun timur tengah masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Misalnya bangsa timur yang dikenal ramah, baik, dan bersahabat sehingga banyak orang dari wilayah lain tertarik pada kebudayaan bangsa timur. Kebudayaan bangsa timur identik dengan kebudayaan di benua Asia. Bangsa timur dikenal sangat baik dan ramah, memiliki sikap toleransi tinggi, dan saling tolong menolong. Bangsa barat saat berkunjung ke wilayah negara timur, selalu berpendapat bahwa orang-orang timur itu baik dan ramah. Dalam berpakaian, bangsa timur tergolong sopan. Bangsa timur sangat melestarikan budaya masing-masing dan menjunjung tinggi adat istiadat.

E.        Pengertian Kebudayaan
Kata budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yaitu berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, budaya disebut culture yang berasal dari bahasa latin yang disebut Colere yang berarti mengerjakan. Kata culture diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi kata kultur.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan masyarakat. Beberapa pengertian kebudayaan menurut para ahil sebagai berikut :
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
            Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
Dari definisi tersebut, pengertian kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia

F.    Unsur-unsur Kebudayaan
Beberapa pendapat ahli yang mengemukakan tentang unsur-unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan bahwa kebudayaan unsur pokok ada 4 diantaranya alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan unsur pokok kebudayaan ada 4. Unsur tersebut meliputi:
1.                  sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2.                  organisasi ekonomi
3.                  alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
4.                  organisasi kekuatan (politik)
C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
1.         bahasa
2.         sistem pengetahuan
3.         sistem teknologi, dan peralatan
4.         sistem kesenian
5.         sistem mata pencarian hidup
6.         sistem religi
7.         sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan

G.  Wujud Kebudayaan
Wujud kebuayaan menurut J.J. Hoenigman dibedakan menjadi tiga yaitu gagasan (wujud ideal), aktivitas (tindakan), dan artefak (karya)
Gagasan (wujud ideal) kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang bersifat abstrak dan tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari gagasan tersebut berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan. Pada masa sekarang, gagasan kebudayaan juga tersimpan dalam arsip, disk, microfilm, dan microfish. Contoh wujud kebudayaan berupa gagasan salah satunya adalah makna dari motif batik
Aktivitas (tindakan) adalah kebudayaan berupa tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya berdasarkan pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Aktivitas bersofat konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan
Artefak (Karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Di antara ketiga wujud kebudayaan artefak paling konkret.

H.  Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan yang merupakan karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya yang berjudul Variations in Value Orientation (1961) mengatakan sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia yaitu :

1.      Masalah Human Nature atau Masalah Makna Hidup Manusia
Orientasi masalah makna hidup manusia adalah orientasi yang menunjuk pada karakter pembawaan sifat manusia yang dipandang sebagai pembawaan yang baik, jahat, atau campuran. Manusia tidak hanya di pandang sebagai baik atau jahat tetapi juga dipandang untuk merubah dan tidak dapat berubah. Kita harus mengakui bahwa hubungan manusia sebagai campuran antara baik dan buruk. Ada enam solusi untuk masalah ini yaitu :
1.      Manusia yang bersifat jahat tetapi dapat diubah
2.      Manusia yang bersifat jahat dan tidak dapat diubah
3.      Manusia adalah netral yang respek pada baik dan jahat
4.      Manusia adalah campuran baik dan jahat
5.      Manusia itu baik tetapi dapat berubah
6.      Manusia itu baik dan tidak dapat berubah

2.      Masalah Man Nature
Masalah merupakan permasalahan makna dari hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya

3.      Masalah Waktu (Time)
Masalah waktu merupakan permasalahan mengenai persepsi manusia mengenai waktu

4.      Masalah Aktivitas
Masalah aktivitas merupakan masalah makna dari pekerjaan, karya, dan perbuatan manusia. Aktifitas manusia dapat dilihat dalam tiga cara yaitu :
1.      Doing, orientasi ini melibatkan pada tipe aktifitas yang hasilnya tampak pada eksternal individuyang diukur dengan sesuatu.
2.      Being merupakan lawan yang extrem dari orientasi doing.
3.      Becoming merupakan integrasi keseluruhan pada perkembangan diri.

5.      Masalah Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia (Relational)
Masalah ini berkaitan dengan hubungan antara sesama manusia baik secara horizontal (sesama), maupun hubungan secara vertical (dengan para tokoh). Ada pula yang  individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri)
I.      Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena terdapat ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Beberapa pengertian perubahan kebudayaan menurut para ahli :
1.      Menurut Kingsley Davis perubahan kebudayaan ialah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
2.      Menurut Selo Soemardjan perubahan kebudayaan adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat

Faktor-faktor yang mendorong proses perubahan kebudayaan antara lain:
1.      Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi.
2.       Adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan
3.      Faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah

Faktor internal yang mendukung proses perubahan kebudayaan antara lain :
1.      Perubahan demografis
2.      Konflik sosial
3.      Bencana alam
4.      Perubahan lingkungan alam
Faktor eksternal yang mendukung proses perubahan kebudayaan antara lain:
1.      Peperangan
2.      Penyebaran agama
3.      perdagangan
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya proses perubahan kebudayaan antara lain:
1.      Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti : adat istiadat dan keyakinan agama
2.      Adanya individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan
Terdapat berbagai bentuk proses perubahan kebudayaan. Bentuk-bentuk proses perubahan kebudayaan antara lain:
1.      Difusi yaitu penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh bentuk perubahan difusi terdapat pada masyarakat petani. Sebelum mengenal traktor, petani masih menggunakan tenaga hewan seperti kerbau untuk membajak sawah. Setelah ditemukan traktor, petani tidak lagi menggunakan tenaga hewan untuk membajak sawah. Penggunaan traktor mulai popular di California pada tahun 1930an. Dengan adanya interaksi antara masyarakat yang belum mengenal traktor dan masyarakat yang telah mengenal traktor, para petani mulai menggantikan tenaga hewan dengan traktor untuk membajak sawah. Penggunaan traktor lambat laun menyebar di kalangan petani di seluruh dunia
2.      Akulturasi yaitu perpaduan dua kebudayaan atau lebih yang berbeda sehingga dua atau lebih kebudayaan tersebut menyatu tanpa menghilangkan keaslian dari budaya asal. Contoh akulturasi dapat dilihat pada Masjid Kudus. Akulturasi yang terjadi pada masjid ini adalah akulturasi kebudayaan hindu-buddha dan kebudayaan islam. Budaya hindu-buddha  terlihat pada menaranya. Walaupun kebudayaan hindu-buddha terlihat jelas tetapi kebudayaan islam yang ada di masjid ini tidak hilang’
3.      Asimilasi yaitu penyesuaian seseorang/kelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat
4.      Penetrasi yaitu masuknya unsur kebudayaan asing secara paksa yang merusak unsur kebudayaan lama yang didatangi oleh unsur kebudayaan asing tersebut
5.      Invansi yaitu masuknya unsur kebudayaan asing dengan cara peperangan/penaklukan suatu bangsa oleh bangsa lain
6.      Imitasi yaitu meniru kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru

J.     Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Dalam hubungan antara manusia dan kebudayaan, manusia berperan sebagai perilaku kebudayaan. Dalam sosiologi, manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan. Kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengan kebudayaan yang telah diciptakan. Hubungan antara manusia dan kebudayaan dapat dipandang setara dengan hubungan manusia dengan masyarakat. Hubungan ini dinyatakan sebagai dialektis karena saling terkait satu sama lain. Proses dialektis terdiri dari tiga tahap yaitu:
1.      Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekpresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.      Obyektivasi, merupakan proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Masyarakat dan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia
3.      Internalisasi yaitu proses disergapnya masyarakat oleh manusia. Maksudnya adalah manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat

K.  Contoh Hubungan antara Manusia dan Kebudayaan
Salah satu contoh dari hubungan antara manusia dan kebudayaannya adalah budaya untuk tidak memakan daging babi, daging anjing, serta meminum minuman beralkohol pada masyarakat muslim. Hubungan antara manusia dan kebudayaan tersebut didasarkan pada ajaran agama islam yang melarang umatnya untuk meminum minuman beralkohol dan memakan daging babi dan daging anjing. Masyarakat yang beragama lain yang tidak terdapat larangan untuk meminum minuman beralkohol dan memakan daging babi dan daging anjing tidak  mengikuti kebudayaan tersebut.


Referensi
Nugroho, Wahyu dan Achmad Muchji. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma
Kosasih, Aceng. tt. Konsep Manusia Utuh dalam Pendidikan Umum.
Budaya, Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya. diakses 11 maret 2015
Prasetia, Yan Ajie. 2012. “Ilmu Budaya Dasar”. https://www.scribd.com/doc/87002513/MAKALAH-IBD. diakses 11 maret 2015
Manaf, Noval. 20112. “ Makalah Antropologi (Definisi kebudayaan, sebab, dan akibat perubahan kebudayaan)”. http://www.academia.edu/7394043/Makalah_Antropologi_definisi_kebudayaan_sebab_dan_akibat_perubahan_kebudayaan_ . diakses 11 maret 2015