Thursday, March 9, 2017

Perawatan Mesin

A.        Pendahuluan
            Perawatan pada suatu industri merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung aktivitas produksi yang memiliki daya saing di pasaran. Pengertian dari perawatan yaitu berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, memperbaikinya hingga kondisi yang dapat diterima. Manfaat dari Perawatan antara lain :
1.         Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu siap pakai   secara optimal.
2.         Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali  modal yang telah ditanamkan hingga mendapatkan keuntungan yang besar.

            Pihak yang berkepentingan dalam kegiatan perawatan yaitu Investor, Manager, dan juga karyawan. Bagi investor, kegiatan perawatan penting karena :
1.         Melindungi modal yang ditanam dalam perusahaan baik berupa bangunan
            gedung maupun peralatan produksi. 
2.         Menjamin penggunaan sarana perusahaan secara optimal dan berumur panjang.  
3.         Menjamin kembalinya modal dan keuntungan. 
4.         Menjamin kelangsungan hidup perusahaan. 
5.        Dapat mengetahui dan mengendalikan biaya perawatan dan menentukan anggaran biaya             dimasa yang akan datang.

Bagi manager, kegiatan perawatan penting karena :
1.         Melindungi bangunan dan instalasi pabrik terhadap kerusakan. 
2.         Meningkatkan daya guna serta mengurangi waktu menganggurnya peralatan.  3.             Mengendalikan dan mengarahkan tenaga karyawan. 
4.         Meningkatkan efisiensi bagian perawatan secara ekonomis. 
5.         Memelihara instalasi secara aman. 
6.         Pencatatan perbelanjaan dan biaya pekerjaan. 
7.         Mencegah pemborosan perkakas suku cadang dan material. 
8.         Memperbaiki komunikasi teknik.
9.         Menyediakan data biaya untuk anggaran mendatang. 
10.       Mengukur hasil kerja pabrik sebagai pedoman kebijakan yang akan datang.

Bagi karyawan, kegiatan perawatan penting karena :
1.         Menjamin kelangsungan hidup karyawan dalam jangka panjang, yang akan             menumbuhkan rasa memiliki sehingga peralatannya akan dijaga dan dipelihara  dengan baik.
2.         Menjamin keselamatan kerja karyawan. 

            Kegiatan perawatan (maintenance) dalam suatu industri memiliki tujuan antara lain sebagai berikut:
1.         Memperpanjang umur penggunaan aset. 
2          Menjamin ketersediaan peralatan untuk produksi
3.         Menjamin kesiapan operasional seluruh peralatan yang diperlukan pada keadaan darurat setiap waktu.
4.         Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

B.        Departemen Perawatan
            Departemen perawatan merupakan departemen yang bertanggungjawab terhadap kegiatan perawatan dan perbaikan sarana yang ada di dalam suatu industri. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen perawatan adalah:
            1.         Jenis pekerjaan
            2.         Kesinambungan pekerjaan
            3.         Situasi geografis pabrik
            4.         Ukuran pabrik
            5.         Kehandalan tenaga kerja terlatih

Konsep dasar dalam organisasi departemen perawatan antara lain:
            1.         Pembatasan wewenang untuk menghindari tumpang tindih kekuasaan
            2.         Hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut                            masalah wewenang dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin
            3.         Penentuan jumlah pekerja yang ditangani oleh seorang pengawas
            4.         Susunan personil dalam organisasi

Prinsip organisasi departemen perawatan antara lain :
            1.         Perencanaan organisasi yang logis
            2.         Fasilitas memadai
            3.         Supervisi yang efektif
            4.         Sistem dan kontrol yang efektif

C.        Jenis-jenis Perawatan
            Perawatan sarana dalam suatu industri terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu kegiatan perawatan dan kegiatan perbaikan. Kegiatan perawatan adalah kegiatan pencegahan kerusakan. Kegiatan perbaikan adalah kegiatan untuk memperbaiki kerusakan. Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua yaitu perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Pembagian jenis dari perawatan terencana dengan interval waktu yang telah ditentukan  dan perawatan tidak terencana dapat dilihat di gambar berikut :



Beberapa bentuk dari perawatan antara lain:

1.         Perawatan Preventif Adalah perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan,
            Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil,  pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.

2.         Perawatan Korektif Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. 

3.         Perawatan Darurat (emergency) Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera             dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
           
D         Istilah dalam Perawatan
            Istilah-istilah umum yang sering digunakan dalam perawatan antara lain :
            1.         Breakdown      : perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
            2.         Shut Down      : Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan
      3.      Dowtime          : Perioda   waktu dimana   fasilitas/peralatan   dalam                                            keadaan tidak dipakai/dioperasikan
     4.   Availability     : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam                                                      keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
            5.         Overhaul         : Pemeriksaan dan perbaikan menyeluruh suatu fasilitas                                                 atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar                                                 yang dapat diterima.

            Selain istilah-istilah tersebut, terdapat istilah lain yaitu 6 big losses. 6 big losses adalah 6 kerugian yang menyebabkan rendahnya produktivitas peralatan. 6 kerugian tersebut antara lain:
1.        Kerugian karena kerusakan (breakdown), Kerusakan peralatan  menyebabkan waktu terbuang sia-sia yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan akibat berkurangnya volume produksi atau kerugian  material akibat produk yang dihasilkan cacat

2.         Kerugian karena pemasangan dan penyetelan (setup and adjustment losses), Kerugian karena pemasangan dan penyetelan adalah semua waktu pemasangan dan waktu penyesuaian yang dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan mengganti jenis produk ke ke jenis produk berikutnya untuk produksi selanjutnya. Dengan kata lain, total kebutuhan mesin tidak berproduksi guna mengganti peralatan.

3.         Kerugian karena operasi berhenti (small stop), Kerugian karena mesin  beroperasi tanpa beban maupun karena berhenti sesaat muncul jika factor eksternal mengakibatkan mesin atau peralatan berhenti berulang-ulang atau  beroperasi tanpa menghasilkan produk.

4.         Kerugian karena penurunan kecepatan operasi (reduced speed), Menurunnya produksi timbul jika kecepatan operasi actual lebih kecil dari kecepatan mesin yang telah dirancang beroperasi dalam kecepatan normal.

5.         Kerugian karena produk cacat (process defect losses), Produk cacat yang dihasilkan akan mengakibatkan kerugian material, mengurangi jumlah produksi, limbah produksi meningkatkan dan peningkatan biaya untuk pengerjaan ulang. Kerugian akibat pengerjaan ulang termasuk biaya tenaga      kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk berproduksi kembali.

6.         Kerugian pada awal produksi (reduced yield losses), Kerugian ini timbul selama waktu yang dibutuhkan oleh mesin atau peralatan untuk menghasilkan produk baru dengan kualitas produk yang diharapkan. Kerugian yang timbul bergantung pada faktor seperti kondisi operasi yang tidak stabil, tidak tepatnya penanganan dan pemasangan peralatan ataupun operator tidak mengerti dengan kegiatan produksi yang dilakukan.


Sumber