Monday, April 18, 2016

Sinopsis Film Lean On Me


Film Lean On Me menceritakan tentang kisah seorang kepala sekolah berkulit hitam yang mendedikasikan dirinya di Eastside High School yang bernama Joe Clark yang diperankan oleh Morgan Freeman. Eastside High School saat itu merupakan sekolah swasta yang bergengsi.
Awalnya Clark adalah seorang guru di Eastside High School namun tanpa alasan yang jelas ia dipecat oleh dewan sekolah. Keadaan jauh sekali berubah. Kondisi Eastside High School makin memburuk. Eastside High School yang tadinya merupakan sekolah bergengsi berubah menjadi sekolah yang terbengkalai dan berada di peringkat terbawah daftar peringkat sekolah terbaik. Bahkan banyak murid terjebak dalam dunia narkoba dan kriminal. Beberapa murid bahkan tak segan-segan melawan para guru dengan kekerasan, bahkan kepala sekolah tersebut menderita koma akibat dipukuli secara brutal oleh siswanya sendiri.
Eastside High School terancam diambil alih oleh pemerintah karena tidak memenuhi syarat yaitu siswa yang lulus ujian kemampuan dasar harus mencapai 75%. Sedangkan pada ujian sebelumnya hanya 30% siswa yang lulus ujian kemampuan dasar. Hal tersebut dikarenakan situasi dan kondisi belajar yang tidak kondusif. Para dewan sekolah merasa gusar karena dalam waktu 110 hari murid-muridnya masih tidak lulus ujian kemampuan dasar maka Eastside High School akan diambil alih oleh pemerintah. Dan melalui sebuah rapat dewan sekolah akhirnya diputuskan bahwa mereka akan memanggil kembali Joe Clark untuk menjadi kepala sekolah di Eastside High School. 20 tahun kemudian Clark dikirim kembali ke Eastside High School, tempat mengajarnya dulu sebagai kepala sekolah
Tentu saja hal tersebut menjadi tugas berat bagi Joe Clark. Ia tidak bermain manis. Ia harus terlebih dahulu mengendalikan sekolah dan kemudian melangkah maju. Sebagai langkah awal Joe dengan tegas mengeluarkan setiap murid yang terlibat narkoba maupun tindakan kriminal, memecat guru-guru yang tidak menyukai caranya memimpin, dan mengadakan pertemuan dengan para wali murid untuk menjelaskan keiginannya merubah sekolah itu. Pada hari pertama, dia langsung meminta daftar nama anak-anak yang yang merupakan bandar  dan pernah terlibat narkoba, anak-anak dengan kasus kekerasan dan kriminal, serta anak-anak yang sudah berada di sekolah lebih dari 5 tahun. Ada 300 anak yang langsung dipanggil ke atas panggung, dan didepan seluruh warga sekolah, langsung diberhentikan dan diusir saat itu juga
Situasi menjadi ricuh. 300 anak yang diberhentikan langsung dibawa keluar oleh petugas sekolah. Setelah mengeluarkan 300 anak tersebut Joe Clark berkata :

“kalian mungkin yang akan dikeluarkan selanjutnya.
mereka mengatakan bahwa sekolah ini telah mati layaknya kuburan, tetapi kita menyebut diri kita sebagai hantu benar begitu?
Dan apa itu hantu?
Hantu adalah roh yang terbangun dari kematian.
Aku ingin kalian menjadi hantuku.
 Kalian akan memimpin kebangkitan dengan memperjuangkan harapan kalian.
Motto saya sederhana.
Jika kalian gagal dalam hidup saya tidak mau kalian menyalahkan orang tua kalian
Saya tidak mau kalian menyalahkan orang lain
Saya mau kalian menyalahkan diri kalian sendiri
Karena tanggung jawab ada di tangan kalian”


Suasana berubah menjadi hening. Seluruh siswa yang mendengarkan pidato Clark terdiam. Setelah kejadian tersebut banyak orang tua dan wali murid yang memprotes tindakan Joe Clark namun Joe Clark tetap bertahan. Ia tidak mau menganulir keputusannya.
Joe Clark benar-benar kerja keras untuk menegakkan kembali sekolah. Sepanjang hari dia berkeliling dengan megaphone di tangan berteriak, memperingatkan, menegur, dan menghukum siswa yang berbuat salah. Target akademisnya sederhana saja, bisa lulus ujian kemampuan dasar.
Setelah pengumuman pemberhentian terhadap 300 siswa, salah satu dari 300 siswa yaitu Sam yang diperankan oleh Jermaine Hopkins ingin kembali ke Eastside High School. Sam duduk didepan sekolah untuk menunggu kedatangan Joe Clark kepala sekolah Eastside High School. Saat Clark tiba, Sam langsung menghampiri Clark dan memohon agar Clark mengizinkan Sam kembali tetapi Sam langsung digeret naik ke atas atap oleh Clark. Saat diatas atap Clark memberikan teguram keras tentang bahaya menghisap kokain. Setelah itu Clark menyuruh Sam untuk melompat tetapi Sam menolak. Sam berjanji kepada Clark bahwa ia tidak akan mengulangi tindakan buruknya lagi tetapi Clark sang kepala sekolah masih tetap tidak mempercayaninya. Sam terus memohon sambil menangis agar Clark mengizinkannya kembali ke Eastside High School. Akhirnya Joe Clark memberikan kesempatan yang kedua kepada Sam untuk bersekolah kembali di Eastside High School.

Selain Sam ada siswa lainnya yang dikeluarkan memaksa masuk kembali ke Eastside High School dan memukuli salah satu siswa Eastside High School. Tak lama kemudian Joe Clark sang  kepala sekolah datang. Saat Clark datang siswa yang telah dikeluarkan tersebut mengeluarkan sebilah pisau ke arah Clark. Beruntung Joe Clark dapat merebut pisau dan melumpuhkan siswa yang telah dikeluarkan tersebut kemudian Clark mengusir siswa yang telah dikeluarkan tersebut. Untuk mengantisipasi hal serupa Joe Clark memutuskan untuk mengunci pintu sekolah dengan rantai selama jam belajar berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya peredaran obat-obatan terlarang. Metode Clark yang tidak biasa ini sering menyebabkan terjadinya perdebatan dengan banyak guru dan wakil kepala sekolah.
Sementara itu salah satu orang tua yaitu Mrs. Barret yang anaknya dikeluarkan dari Eastside High School oleh Clark mengadu ke walikota dan berusaha untuk menggulingkan sang kepala sekolah Joe Clark. Joe Clark akhirnya dijebloskan ke penjara
            Pada malam itu ketika Clark di penjara, rupanya walikota sedang mempersiapkan tentang pemberhentian Joe Clark sebagai Kepala Sekolah Eastside High School. Mengetahui hal tersebut seluruh siswa Eastside High School mengadakan  pertemuan di kantor pusat pendidikan Patterson. Mereka menuntut agar Joe Clark dibebaskan dari penjara. Mereka juga menuntut agar Joe Clark tetap menjadi kepala sekolah di Eastside High School. Mrs. Barret mencoba untuk meyakinkan kepada siswa bahwa Joe Clark telah membuat banyak keputusan yang salah dan Joe Clark bukanlah orang yang tepat untuk menjadi kepala sekolah Eastside High School. Mrs. Barret juga meminta agar siswa pulang kerumah masing-masing sebelum munculnya masalah yang lebih besar. Para siswa menganggap bahwa Clark peduli terhadap mereka dan Clark adalah kepala sekolah yang terbaik. Mereka tidak ingin menerima seorangpun kecuali Joe Clark sebagai kepala sekolah. Mereka kemudian meneriaki Mrs. Barret dengan sorakan yang dilakukan secara berulang-ulang.

Akhirnya Clark bebas dari penjara, dan mendapat kabar bahwa jumlah siswa yang lulus ujian kemampuan dasar sudah cukup mencapai target yang ditetapkan. Peraturan yang ditetapkan oleh Joe Clark untuk mengontrol sekolah kini tetap dipertahankan. Dengan itu Clark meninggalkan Mrs. Barret dan Walikota kemudian dia memimpin siswa-siswa untuk menyanyikan lagu Eastside High School. Film ini diakhiri dengan kelulusan siswa Eastside High School termasuk Sam dari ujian kemampuan dasar.

Note : Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Lean_on_Me_(film)

Monday, April 11, 2016

Kisah Trofi Jules Rimet


Kejuaraan Piala Dunia FIFA merupakan kejuaraan sepakbola terpopuler di dunia. Bentuk trofi dari kejuaraan ini yang sering kita lihat memiliki bentuk yang menggambarkan 2 manusia yang memegang bumi. Namun trofi tersebut bukan merupakan piala pertama yang diperebutkan pada kejuaraan piala dunia FIFA.
Trofi piala dunia pertama yang diperebutkan ialah Piala Jules Rimet. Awalnya, piala ini diberi nama Victory tetapi piala ini lebih dikenal dengan nama Coupe du Monde. Nama piala ini secara resmi diganti menjadi Piala Jules Rimet pada tahun 1946 untuk menghormati presiden FIFA ke-3 sekaligus Pencetus Kejuaraan Piala Dunia FIFA yaitu Jules Rimet.
Trofi ini dirancang oleh seniman asal Perancis yang bernama Abel Lafleur. Bentuk Trofi ini menggambarkan Dewi Nike yaitu dewi kemenangan pada mitologi Yunani yang sedang mengangkat cangkir besar berbentuk segi 10. Trofi ini terbuat dari sterling silver yang dilapisi emas beralaskan marmer. Pada tahun 1954 alas trofi ini diganti dengan lapis lazuli. Piala ini memiliki tinggi 35 cm (14 in) dan berat 3.8 kg.
Trofi ini pertama kali diperebutkan pada kejuaraan piala dunia pertama pada tahun 1930 di Uruguay. Negara pertama yang memenangkan trofi ini ialah Uruguay. Pada Tahun 1938 trofi ini berada di Italia yang merupakan negara pemenang pada kejuaraan piala dunia ke-3 tahun 1938 di Perancis. Italia merupakan tempat petualangan pertama dari trofi ini.
Saat di Italia, piala ini disimpan oleh wakil presiden FIFA asal Italia yang bernama Ottorino Barassi. Trofi ini menjadi incaran Tentara Nazi yang saat itu berkuasa. Beruntung trofi ini berhasil disembunyikan di kotak sepatu yang diletakkan di bawah tempat tidur Ottorino Barassi sehingga trofi tersebut tidak diketahui oleh Tentara Nazi.
            Kisah petualangan trofi ini selanjutnya terjadi di Inggris pada tanggal 20 Maret 1966 tepatnya 4 bulan sebelum kejuaran piala dunia 1966 di Inggris diselenggarakan. Pada tanggal tersebut, Trofi Jules Rimet hilang dicuri pada saat pameran di Westminster Central Hall. Beruntung trofi tersebut ditemukan terbungkus koran di bawah pagar taman kota di Upper Norwood, London Selatan. Trofi tersebut ditemukan oleh seekor anjing yang bernama Pickles.
Kisah petualangan trofi ini berlanjut ke Kota Mexico City, Meksiko tepatnya di Stadion Azteca tempat pertandingan final piala dunia 1970. Jules Rimet pada tahun 1930 menyatakan bahwa negara yang telah memenangkan Kejuaraan Piala Dunia FIFA sebanyak 3 kali berhak menyimpan trofi ini untuk selamanya. Pada pertandingan final piala dunia 1970, Brasil memenangkan kejuaraan piala dunia untuk ketiga kalinya dengan mengalahkan Italia dengan skor 4-1. Brasil dinyatakan berhak menyimpan Trofi Jules Rimet untuk selamanya. Kemenangan Brasil pada tahun 1970 membuat Trofi Jules Rimet tidak lagi diperebutkan pada Piala Dunia berikutnya.
            Trofi pengganti Trofi Jules Rimet yaitu Trofi Piala Dunia FIFA. Trofi ini dirancang oleh seorang seniman asal Italia yang bernama Silvio Gazaniaga. Trofi ini terbuat dari emas 18 karat beralaskan 2 cincin batu malasit. Trofi ini memiliki bentuk yang menggambarkan 2 manusia yang memegang bumi. Trofi ini memiliki tinggi 36,5 cm (14.4 in) dan berat 6175 g dengan berat emas mencapai 4297 g. Trofi tersebut masih diperebutkan hingga kini dan akan terus diperebutkan hingga Piala Dunia 2038.
            Brasil memang menjadi negara yang berhak menyimpan Trofi Jules Rimet untuk selamanya. Namun Brasil hanya menyimpannya selama 13 tahun sejak dinyatakan juara di tahun 1970. Markas Konfederasi Sepak Bola Brasil di Rio de Janeiro menjadi tempat petualangan terakhir dari Trofi Jules Rimet. Pada tanggal 18 Desember 1983 Trofi Jules Rimet dinyatakan hilang dicuri. Trofi tersebut hingga kini belum ditemukan. Masyarakat luas meyakini bahwa Trofi tersebut telah dilebur oleh pencurinya dan dijual sebagai emas batangan.
            Nasib Trofi Jules Rimet sungguh tragis pada petualangan terakhirnya. Sangat disayangkan benda yang merupakan saksi bisu awal dari penyelenggaraan piala dunia FIFA hilang dan dijual dengan bentuk lain. Brasil kini hanya memegang replika dari Trofi Jules Rimet.

Note : Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Referensi