Wednesday, November 18, 2015

Tugas II Teknik Lingkungan & AMDAL : Kabut Asap di Riau

1.       Pendahuluan
       Riau merupakan salah satu propinsi yang berada di Pulau Sumatera. Propinsi Riau memiliki hutan yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Hutan-hutan tersebut juga menjadi tempat hidup hewan-hewan langka seperti aneka ragam jenis burung dan juga hewan-hewan lainnya. Keberadaan hewan tersebut tentu saja dapat menarik perhatian wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Propinsi Riau.

2.          Latar Belakang
       Akhir-akhir ini kondisi hutan di Propinsi Riau sangat memprihatinkan. Hal ini menyusul musibah kebakaran hutan yang terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera. Bencana tersebut memicu adanya kabut asap yang membuat udara di Pulau Sumatera menjadi tercemar. Dari bencana kabut asap akibat kebakaran hutan tersebut, peramasalahan yang dihadapi antara lain Bagaimana dampak dari kabut asap dari kebakaran hutan bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya?

3.         Indeks Standar Pencemaran Udara
         Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) (bahasa Inggris: Air Pollution Index, disingkat API) adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan tingkat kebersihan udara kita dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan kita setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. Penetapan ISPU ini mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, bangunan, dan nilai estetika.


ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu: karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), Ozon permukaan (O3), dan partikel debu.

Tabel indeks tersebut pada pembahasan materi ini digunakan untuk membandingkan antara  standar tingkat kebersihan udara dengan tingkat kebersihan udara pada Propinsi Riau.

4.       Realita
         Pembahasan tentang realita di lapangan didasarkan pada berita yang ada pada Tribunnews.com yang ditulis oleh Sari Rezki.


Dari berita tersebut terlihat bahwa kualitas udara di Kota Pekanbaru Propinsi Riau pada hari Senin 28 September 2015 tergolong buruk dan sangat berbahaya. Indeks pencemaran udara di Kota Pekanbaru mencapai 858 psi. Jika dilihat dari Indeks Standar Pencemaran Udara maka angka indeks pencemaran ini berada pada level berbahaya.

5.       Dampak dari Kabut Asap
       Kabut asap akibat kebakaran hutan membawa dampak buruk bagi kehidupan. Dampak yang ditimbulkan antara lain:

          Dampak terhadap Kesehatan:
  1. Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
  2. Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru-paru kronis, bronkitis dan sebagainya.
  3. Kemampuan kerja paru-paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
  4. Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun yang mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
  5. Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
  6. Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
  7. Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan  di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
  8. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta buruknya lingkungan (environment).


         Dampak terhadap Aktivitas Sehari-hari
     Dampak terhadap aktivitas sehari-hari dialami oleh orang-orang yang bepergian. Kabut asap membuat berkendara menjadi berbahaya karena jarak pandang yang terbatas.

         Dampak terhadap Hewan-hewan yang Berada di Hutan
       Kebakaran hutan ini tidak hanya berdampak pada hewan yang berada di hutan. Dampak yang diakibatkan antara lain makin berkurangnya hutan yang menjadi tempat tinggal para hewan dan juga kesehatan para hewan yang makin memburuk akibat kabut asap yang dihirup oleh para hewan.

5.      Tips Melindungi Diri dari Resiko Kabut Asap
Tips-tips yang dapat dilakukan jika berada di daerah yang terkena dampak kabut asap antara lain:
  1. Sedapat mungkin Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung. Terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
  2. Jika terpaksa pergi ke luar rumah/gedung maka sebaiknya menggunakan masker.
  3. Minum air putih lebih banyak dan lebih sering
  4. Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasihat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.
  5. Selalu lakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Seperti makan bergizi, jangan merokok, istirahat yang cukup dan lain-lain.
  6. Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah/sekolah/kantor dan ruang tertutup lainnya
  7. Penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
  8. Buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu di masak dengan baik.


6.          Upaya Penanganan Kabut Asap oleh Pemerintah
        Bencana kabut asap yang terus berlanjut menyebabkan pemerintah mengeluarkan berbagai upaya untuk menangani bencana kabut asap yang terus terjadi.Upaya penanganan kabut asap yang dilakukan oleh pemerintah antara lain modifikasi cuaca. Pemerintah melalui kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan, TNI Angkatan Udara membuat hujan buatan di atas langit Riau.  BPPT memakai teknologi modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan buatan guna mengatasai kabut asap akibat pembalakan liar. Teknologi Modifikasi Cuaca dilakukan dengan menyemaikan garam dapur (NaCl). Garam ini berukuran sangat kecil, yakni antara 10 sampai dengan 50 mikron dan berbentuk serupa tepung. Garam tersebut kemudian ditaburkan dari atas pesawat CN-295 milik TNI Angkatan Udara.
Selain memodifikasi cuaca, upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah penangkapan pelaku pembakar hutan dan pencabutan izin bagi perusahaan yang terbukti membakar hutan.

7.        Kesimpulan
        Kebakaran hutan yang terjadi di Riau menyebabkan timbulnya kabut asap yang mengganggu kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lain. Timbulnya kabut asap ini menyebabkan kualitas udara di Riau khususnya di Riau tidak sehat. Jika dilihat dari Indeks Standar Pencemaran Udara maka angka indeks pencemaran udara di Riau. Kabut Asap ini berdampak buruk bagi kesehatan. Upaya pemerintah yang dilakukan untuk menangani bencana kabut asap akibat kebakaran hutan tersebut adalah modifikasi cuaca, menangkap pelaku pembakaran hutan, serta mencabut izin perusahaan yang terbukti melakukan pemabakaran hutan.


Sumber :

http://personal.its.ac.id/files/material/3796-assomadi-PU-V-(A)INDEX%20KUALITAS%20UDARA.pdf

http://news.detik.com/berita/3052212/kabut-asap-masih-selimuti-pekanbaru-pagi-ini-bandara-lumpuh-lagi

http://www.tribunnews.com/regional/2015/09/28/capai-858-psi-kualitas-udara-di-pekanbaru-berbahaya

http://dinkes.baritokualakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=80:awas-bahaya-kabut-asap-&catid=41:berita-umum&Itemid=28